Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

KENAPA DALAM KHUTBAH JUM'AT DIISTILAHKAN WASIAT TAQWA BUKAN MAUIDHOH HASANAH?

Kenapa dalam Khutbah Jum'at diistilahkan WASIAT Taqwa (pesan terakhir menjelang meninggal), bukan Mauidhoh Hasanah? 1. Karena hari Jum'at adalah hari terjadinya kiamat sebagai hari akhir kelak, sehingga ini memang hari yang tepat untuk berpesan wasiat. 2. Khatib sudah diposisikan seperti orang mati, yakni dimasukkan peti mati (mimbar), dikasih tongkat oleh Bilal (tanda akan menempuh perjalanan jauh) lalu diadzani (bukti hendak pergi jauh atau sebagai adzan kematian dalam kubur). 3. Maka yang diwasiatkan itu harus berkaitan Taqwa (takut) bersama kumpulan manusia di hari jumat itu, mirip kumpulan manusia di padang mahsyar kelak. Dan kurang tepat jika yg dibicarakan adalah politik apalagi caci maki sana-sini. 4. Dan yg lebih penting lagi adalah durasi; secukupnya saja, tidak perlu melebar ke mana². Cukup 10 - 15 menit, gak ada orang washiat sampai 1 jam. 🙂🙏

NIAT SHOLAT BAGI ORANG AWAM

APAKAH NIAT YANG TIDAK BERSAMAAN DENGAN AWALNYA BACAAN TAKBIR SUDAH DIANGGAP CUKUP? Meninjau berbagai literatur fiqih klasik, ditemukan pendapat menarik yang diusung oleh Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali (wafat 505 H) dan gurunya yang bernama Imam Haramain Al-Juwaini (wafat 478 H) keduanya sepakat menyatakan bahwa niat shalat tidak harus bersamaan dengan pelaksanaan takbir. Yang terpenting adalah dalam pelaksanaan shalat ia telah berniat meski tidak berbarengan dengan takbiratul ihram:   وَاخْتَارَ إمَامُ الْحَرَمَيْنِ وَالْغَزَالِيُّ فِي الْبَسِيطِ وَغَيْرُهُ أَنَّهُ لا يَجِبُ التَّدْقِيقُ الْمَذْكُورُ فِي تَحْقِيقِ مُقَارَنَةِ النِّيَّةِ وَأَنَّهُ تَكْفِي الْمُقَارَنَةُ الْعُرْفِيَّةُ الْعَامِّيَّةُ بِحَيْثُ يُعَدُّ مُسْتَحْضِرًا لِصَلاتِهِ غَيْرَ غَافِلٍ عَنْهَا اقْتِدَاءً بِالأَوَّلِينَ فِي تَسَامُحِهِمْ فِي ذَلِكَ وَهَذَا الَّذِي اخْتَارَاهُ هُوَ الْمُخْتَارُ وَاَللَّهُ أَعْلَمُ   Artinya: “Imam Al-Haramain dan Al-Ghazali dalam kitab Al-Basith dan selainnya menyatakan bahwa...