┏📚🍃━━━━━━━━━┓
*Studi Islam*
┗━━━━━━━━━🖊✉️┛
*Bab : IV*
*Judul : MENGIMANI NAMA DAN SIFAT ALLOH*
===📚===
بسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
_Assalamu’alaikum Warohmatulloh Wabarokatuh._
1. Mengimani nama-nama dan sifat-sifat Alloh artinya meyakini nama-nama Alloh yang ada di dalam al-Qur’an dan sunnah, mengerti artinya dan menetapkan sifat-sifat yang dikandungnya. Meyakini pula seluruh sifat yang Alloh nyatakan dalam al-Qur’an dan sunnah di luar kandungan nama-nama-Nya.
2. Kita tidak bisa mengetahui nama-nama Alloh secara keseluruhan. Alloh memiliki banyak nama yang tidak kita ketahui batas jumlahnya. Kita hanya bisa mengetahui nama-nama Alloh sebatas yang ada di dalam al-Qur’an dan Sunnah. Selain yang ada di dalam al-Qur’an dan sunnah, Alloh pun memiliki nama-nama yang disimpan di ilmu ghoib-Nya, tidak diberitahukan kepada makhluk-Nya.
3. Nama-nama Alloh mengandung sifat-sifat-Nya. Mengimani nama-nama Alloh harus diiringi oleh iman kepada sifat-sifat yang dikandung oleh nama-Nya.
4. Menolak sifat yang dikandung oleh suatu nama Alloh adalah kesesatan yang besar.
Contoh: menerima nama Ar-Rohim sebagai nama Alloh, tetapi menolak sifat rohmat yang dikandung oleh nama tersebut.
5. Alloh mengajarkan kita tentang nama-nama-Nya dengan kata-kata yang jelas. Melalui ilmu bahasa, kita memahami arti sifat-sifat Alloh yang dikandung kata-kata tersebut.
6. Banyak kata dari sifat-sifat Alloh yang menyamai kata dari sifat-sifat manusia, misalnya Alloh melihat dan mendengar, manusia pun melihat dan mendengar. Akan tetapi hakikat (bobot, bentuk dan realita) dari keduanya sangat berbeda, tidak mempunyai kesamaan atau keserupaan kecuali dalam kata dan arti. Kita tidak mengetahui hakikat sifat-sifat Alloh, kita tidak mengetahui bagaimana Alloh mendengar atau melihat, yang pasti semua sifat-sifat Alloh sempurna tak terbataskan, mulia, tinggi dan agung tak terhingga. Semua yang terlintas di benak manusia tentang hakikat (bobot, bentuk dan realita) sifat-sifat-Nya, tidaklah sama dengan hakikat yang sebenarnya.
7. Tidak ada satu zat pun yang menyerupai Alloh, walaupun zat itu mempunyai kata sifat yang sama dengan kata sifat Alloh seperti mendengar atau melihat atau berbicara, karena hakikat suatu sifat berbeda menurut pemiliknya masing-masing.
Contoh: kata “kepala” untuk dua pemilik yang berbeda, mempunyai hakikat yang berbeda pula. Misalnya: kepala sekolah dan kepala macan. Kata keduanya adalah k-e-p-a-l-a, dalam bahasa pun memiliki arti yang sama, yaitu sesuatu yang diikuti oleh bagian lainnya, tetapi hakikat keduanya sangat berbeda.
============================
Komentar