Berkenaan utang, ada kisah orang mati meninggalkan pada masa Nabi Muhammad saw. Kisah ini disampaikan oleh Imam Muhammad Bin Abu Bakar dalam kitabnya, Al-Mawaidh Al-Ushfuriyah, pada hadis yang kelima belas. Namun, bukan masalah utangnya yang bisa diambil ibrah, tapi amalan masa hidupnya yang membuat kita takjub.
Suatu ketika, Nabi Muhammad saw. sedang duduk-duduk di pinggiran kota Madinah. Lalu, tak lama kemudian orang-orang lewat di depan beliau sambil memikul jenazah. Pertama kali yang ditanyakan beliau bukan nama atau asal dari jenazah tersebut, melainkan apakah ia punya utang atau tidak. Nabi saw. bertanya pada mereka,
هل عليه دين
Apakah ia memiliki utang?
Orang-orang itu langsung menjawab dengan penuh hormat,
عليه دين اربعة دراهم
Iya, dia punya utang sejumlah empat dirham.
Mendengar penuturan orang-orang tersebut, Nabi enggan menjadi imam salat untuknya. Beliau bersabda,
صلوا عليه فاني لا اصلي على من كان عليه دين اربعة دراهم فمات ولم يؤدها
Sudahlah, salatilah oleh kalian saja. Aku tidak mau menyalati orang yang punya utang walau hanya 4 dirham, dia mati sebelum melunasi utangnya.
“Wahai Rasulullah saw., Allah Swt. mengirimkan salama padamu. Salatilah orang itu, dia sudah diampuni. Aku sudah melunasi utangnya atas perintah Allah Swt. Katakan pada mereka, siapa saja yang ikut menyalatinya, maka ia juga akan diampuni”, terang Malaikat Jibril As. pada Nabi.
Nabi Muhammad saw. merasa takjub pada jenazah itu. Mengapa bisa ia mendapatkan karomah tersebut. Beliau menanyakan hal itu pada Malaikat Jibril As. “Itu semua karena keistiqomahannya dalam membaca Surat Al-Ikhlas tiap hari sebanyak 100 kali. Karena di dalamnya terdapat penjelasan tentang sifat-sifat Allah Swt. dan pujian untuk-Nya”, jawab malaikat.
Kisah ini bukan berarti mengajarkan kita untuk berutang dan mengharap malaikat yang melunasi dengan amalan Al-Ikhlas 100 kali dalam sehari. Kisah menunjukkan tentang karomah bagi orang-orang yang istiqomah mengamalkan surat Al-Ikhlas. Soal utang, lain cerita, kita tetap harus membayarnya sebelum ajal menjemput. Atau menulisnya dalam bentuk wasiat.
Kisah Rasulullah SAW yang enggan menyalati jenazah yang meninggalkan utang adalah sebuah peringatan tentang pentingnya tanggung jawab terhadap hak-hak manusia. Rasulullah mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa memenuhi kewajiban, terutama dalam masalah utang. Kisah enggan menyalati jenazah yang meninggalkan utang ini mengandung pesan moral bahwa utang adalah amanah yang tidak boleh dianggap remeh, dan setiap muslim harus memiliki komitmen untuk menyelesaikannya.
Note:Komitmen adalah perjanjian atau keterikatan untuk melakukan sesuatu. Ini juga bisa diartikan sebagai kesediaan untuk memberikan waktu, energi, dan perhatian secara konsisten kepada seseorang atau sesuatu. Komitmen melibatkan tanggung jawab, kesetiaan, dan upaya nyata untuk mempertahankan hubungan atau tujuan meskipun menghadapi tantangan.
Komentar